-->

Minggu, 01 Maret 2015

Ternyata Ongkos Kapal ke Singapura Jauh Lebih Murah ketimbang ke Kalimantan

kotabontang.net - Biaya logistik antarpulau melalui pelabuhan dirasakan Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarders Indonesia (ALFI) Jawa Tengah, Ari Wibowo sangat mahal. Ia mencontohkan, biaya kirim barang dari Semarang ke Medan atau ke Banjarmasih jauh lebih mahal dibanding ke Singapura.

Ia menyebut, biaya pengiriman satu kontainer barang dari Semarang ke Medan bisa mencapai Rp 14 juta. Sedangkan biaya kirim dari Semarang ke Banjarmasin mencapai Rp 8 juta per kontainer. "Kalau saya kirim ke Singapura, maksimal hanya butuh Rp 3 juta. Bayangkan mahalnya kirim barang antarpulau di Indonesia," katanya, mengungkapkan keprihatinannya tentang masalah ini saat ditemui di kantornya belum lama ini.

Ari berujar, mahalnya biaya logistik itu karena kesenjangan antarapulau Jawa dan pulau lain. Untuk pengiriman ke Kalimantan, misalnya, ia harus membayar dua trip karena tidak ada barang dari Kalimantan. Lain halnya zaman dulu ketika masih ada pengiriman batu bara. "Sama juga di Medan, tidak ada barang ke Jawa. Kalau Singapura ada barang ke sini," jelasnya.


Karena itu, rencana adanya tol laut disambut baik olehnya. Apalagi 90 persen perusahaan di bawah bendera ALFI (jumlahnya 220) bertransaksi melalui laut. Harapannya konsep itu segera terwujud dan bisa mengurangi biaya logistik.

Sepengetahuannya, tol laut bekerja seperti kapal roro atau kapal barang . Misalnya kapal itu berhenti di tiap pelabuhan. Dari sana truk trailer berkontainer bisa naik kapal. "Pasti biayanya lebih murah apalagi jika mengangkutnya massal, minimal 30 truk. Jalur pantura juga tidak akan padat," tuturnya.

Ari menambahkan, sebenarnya konsep tol laut mirip yang digagas oleh PT Terminal Petikemas Indonesia (TPI), anak perusahaan Pelindo. Perusahaan yang berpusat di Jakarta itu punya kapal yang menyapu barang per pelabuhan. Namun, hingga kini belum efektif karena belum banyak permintaan.

Ia berharap konsep tol laut itu memiliki jadwal keberangkatan kapal yang menyusuri Nusantara sesering mungkin. Misalnya tidak hanya memberangkatkan satu kali sehari, tapi hingga tiga kali sehari. "Sekarang ini untuk urus biaya logistik capai 24 persen dari biaya keseluruhan pengiriman barang," tuturnya.

Ari menyebut beberapa biaya tambahan di luar pengurusan barang antara lain biaya angkut, kuli, tracking, pelayaran, biaya timbul di pelabuhan dan tentunya birokrasi pemerintah.

Selain itu, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang perlu berbenah terkait parkir trailer. Hingga kini, pihaknya kesulitan memarkir trailer karena belum ada tempat parkir khusus trailer. Tentunya dibutuhkan juga tempat parkir kontainer. "Perlu juga pengerukkan kedalaman alur hingga 12 LWS agar kapal bisa direct langsung ke Eropa atau Amerika. Selama ini, kita masih transit di Singapura kemudian baru ganti kapal," jelasnya. (tribun jateng cetak)

Previous
Next Post »