-->

Selasa, 10 Februari 2015

Pegang Tanganku, Jangan Terlalu Erat Aku Cinta Kamu....

kotabontang.net - Dalam buku kumpulan cerpen Dee Lestari yang bertajuk Filosofi Kopi,tertulis sebuah kalimat yang indah dan bermakna dalam.“Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring dan bukan digiring,” tulis Dee.

Kalimat tersebut di atas merefleksikan posisi pasangan dalam sebuah hubungan berdiri pada dataran yang sama. Memang benar, posisi suami adalah sebagai kepala keluarga, tetapi bukan berati suami bisa berlaku semena-mena pada istri. Sebab, kelanggengan cinta dan rumahtangga membutuhkan kontribusi dari dua belah pihak.

Acap kali kita berpikir bahwa perasaan cinta merupakan sesuatu yang sensitif dan sifatnya sangat pribadi. Alhasil, tak sedikit wanita yang memilih untuk menyimpan lara dan kesedihan seorang diri tanpa memberitahukannya pada pasangannya.

Berdasarkan penelitian yang dihelat Dr Frederickson dan dituangkan secara mendetil pada bukunya yang berjudul Love 2.0: How our Supreme Emotion Affects What We Feel, Think, Do & Become. Cinta ditranslasikan sebagai perpaduan antara dua orang yang memiliki tujuan serupa. Jadi, meskipun hobi dan kegemaran Anda berbeda, selama Anda dan pasangan memilik persamaan tujuan dalam hidup, kata Frederickson, hubungan tersebut bisa langgeng dan harmonis.

Kecocokan yang dirasakan antar pasangan, menurut Dr Frederickson, merupakan perpaduan yang dinamakan resonasi positif. Hal tersebut terjadi oleh karena adanya gerakan dan keterkaitan kimiawi terhadap dua orang asing yang kemudian menjalin hubungan.

Nah, resonasi yang terjadi akibat pergerakan dua manusia ini tidak akan berhasil tanpa adanya kerja keras dan upaya berarti dari masing-masing pasangan.

“Cinta merupakan gelombang biologis yang tercipta dari perasaan positif dan rasa peduli yang sama antar dua anak manusia. Cinta membutuhkan dua otak dan dua hati dalam waktu yang bersamaan,” jelas Dr Frederickson.