kotabontang.net - Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti. Kalimat bernuansa magis dalam bahasa Jawa itu muncul di akun Facebook Joko Widodo pada Minggu, 25 Januari, pukul 16.04 WIB, sebelum Jokowi memanggil sejumlah tokoh ke Istana untuk kemudian membentuk Tim Independen yang diberi tugas mengatasi kisruh antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian RI.
Kalimat magis itu bila diartikan dalam bahasa Indonesia kurang lebih berbunyi, “Sifat keras, picik, dan angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut, dan sabar.” Orang lantas menebak-nebak apa maksud sang Presiden, dan apakah terkait dengan kesulitan yang makin mengepungnya pasca ia mengajukan Komjen Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri.
Namun semalam, Selasa (27/1), Istana menyatakan Jokowi tidak memiliki akun resmi di sosial media, baik Facebook maupun Twitter. “Presiden tidak memiliki atau memegang akun apapun, baik Twitter atau Facebook. Istana menyalurkan berita soal kegiatan Presiden secara resmi di website Sekretariat Negara atau Sekretariat Kabinet,” kata Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, seperti dikutip dari detik.com.
Seskab menegaskan Jokowi tidak pernah menulis sendiri di akun sosial media manapun yang selama ini dilihat publik. Ibu Negara Iriana Jokowi, ujar Andi, juga tak memiliki akun di sosial media.
Soal akun atas nama Jokowi yang saat ini ada di sosial media, Andi menyatakan tak ada larangan bagi masyarakat untuk membuat sebuah akun. “Sejauh ini tidak ada pernyataan dari pemilik akun itu bahwa dia merepresentasikan Presiden,” ujar Andi.
Untuk diketahui, di Facebook saat ini terdapat dua akun bernama Jokowi. Satu akun diberi nama ‘Joko Widodo’ dengan keterangan di bawahnya ‘Politician.’ Pembuat akun mendeskripsikan akunnya sebagai “Laman resmi Facebook Ir. H. Joko Widodo, Presiden Terpilih Republik Indonesia 2014-2019.”
Sementara satu akun lagi bernama ‘Joko Widodo – Jokowi’ dengan keterangan di bawahnya ‘Government Official.’ Pembuat akun mendeskripsikan akun itu dalam kalimat formal, melainkan kalimat singkat berbunyi “Pengennya sederhana dalam kesederhanaan.”
Kalimat yang memicu keingintahuan publik, Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti, terdapat di akun facebook atas nama ‘Joko Widodo.’ Postingan pertama pada akun tersebut tercatat 11 Juni 2014, yakni sebuah video kampanye Jokowi-JK dengan keterangan tulisan di atasnya “Jokowi-JK adalah Kita.”
Akun ‘Joko Widodo’ ini aktif selama kampanye Pemilu Presiden 2014. Akun ini pun diberi tanda verified oleh Facebook.
Sebelum status terakhir yang berupa kalimat dalam bahasa Jawa itu, akun ini pada 23 Januari juga mengucapkan duka cita Indonesia atas wafatnya Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz Al-Saud.
Akun ini terlihat aktif dan mengomentari situasi terkini yang terjadi di tanah air maupun perpolitikan nasional. Pada 20 Januari misalnya, akun ini membantah adanya “pembersihan” orang-orang Susilo Bambang Yudhoyono.
Pada 18 Januari, akun ini juga menulis soal narkoba seiring pro-kontra eksekusi mati terhadap terpidana kasus narkoba. “Perang terhadap mafia narkoba tidak boleh setengah-setengah, karena narkoba benar-benar sudah merusak kehidupan... Negara harus hadir dan langsung bertempur melawan sindikat narkoba,” tulis akun itu.
Bila akun itu ternyata bukan milik Jokowi, lantas siapa?
--cnn indonesia--