kotabontang.net - KETIKA bisnis mulai jenuh, strategi rebranding kadang diperlukan. Namun hati-hati, salah memahami pasar menjadi pemicu utama langkah ini tak berhasil. Berikut tips rebranding yang dirangkum dari testimoni para entrepreneur dunia.
1. Gunakan jasa branding expert
Bila perusahaan Anda sudah berjalan bertahun-tahun dan sudah dalam skala mature, sangat disarankan untuk menggunakan pihak ketiga. Karena perusahaan yang bergerak di bidang branding sekalipun, juga melakukan hal yang sama, agar mendapatkan masukan dalam menentukan view baru brand yang sesuai dengan perspektif konsumen. Bergantung pada seberapa paham Anda terhadap brand, langkah ini bisa membuat perubahan tidak hanya pada image produk, tapi juga mayoritas ikoniknya. (Dan Schawbel, media personal branding).
2. Why fix a leak with a patch?
Pertanyaan ini sangat penting diajukan ketika Anda sudah putus asa dan memutuskan untuk memulai rebranding. Apakah tujuan rebranding? Apa karena angka pemasaran yang jatuh? Atau karena konsumen tak lagi merasa terhubung dengan branding perusahaan saat ini? Apa yang membuat Anda merasa rebranding adalah jawaban atas masalah-masalah itu? Jawab dulu ini semua, lalu putuskan. Jangan sampai rebranding malah menjadi langkah percuma. (Adam Gilbert, My Body Tutor).
3. Sumber daya keramaian untuk inovasi dan penyebaran ide
Sebelum memutuskan rebranding, sebarkan dulu ide dan informasi baru terhadap produk Anda lewat media, terutama koran. Buat konsumen atau potensial mitra untuk mengetahui dan merasakan inovasi yang Anda rencanakan. Jangan lupa, buka saluran bagi mereka untuk memberikan feedback. Buat konsumen merasa terlibat dalam proses perbaikan dan rebranding di perusahaan Anda. Ini adalah strategi rebranding yang digabung dengan taktik marketing. (Erica Nicole, YFS Magazine: Young, Fabulous & Self Employed).
4. Pahami apa penyebab Anda di kondisi ini
Ketahui apa penyebab konsumen datang. Juga dalami respons dan alasan mereka membeli dari Anda. Ini sangat bernilai bila Anda kini tak yakin apakah perusahaan berada di jalur yang salah atau tidak. Identifikasi ini, dan Anda bisa langsung memastikan core brand di kekuatan-kekuatan values konsumen itu. (Lea Woodward, Kinetiva).
5. Nilai brand lebih dari sekadar grafis
Biasanya ketika akan rebranding, banyak ide yang masuk. Baik untuk logo, warna, tagline bahkan hingga untuk packaging terbaru. Tapi pada akhirnya, Anda harus mengetahui bahwa brand adalah apa yang konsumen Anda pikirkan tentang perusahaan Anda, dan pengalaman yang mereka rasakan bersama produk Anda. Bukan sebaliknya. Ya, Anda bisa saja dengan mudah mengeluarkan jutaan rupiah untuk rebranding, namun ingat, tujuannya adalah warning agar Anda tetap mengutamakan customer service, product/service quality, dan lainnya. (Matt Mickiewicz, 99designs).
6. Bangun perusahaan baru
Ketika perusahaan Anda sudah mature, maka langkah rebranding bisa jadi tak perlu dilakukan. Ini bisa digantikan dengan mendirikan anak perusahaan baru. Sehingga Anda bisa menuntaskan ide dan mengeksplorasi sudut pandang konsumen terbaru. Bisa jadi, malah menciptakan pasar baru yang menambah pundi-pundi perusahaan. (Danny Wong, Blank Label Group, Inc.).
7. Perhatikan sejarah
Di posisi mature, perusahaan Anda punya banyak konsumen loyal yang sejak awal nyaman bekerja sama. Ketika memutuskan rebranding, jangan sampai sentuhannya malah membuat mereka kehilangan ikatan. Mereka adalah pasar yang tidak boleh hilang. Kalau perlu, ada masa transisi saat rebranding, sehingga mereka masih mengenali produk Anda. (Thursday Bram, Hyper Modern Consulting)